Selasa, 13 Agustus 2013

MEMBERITAHU BUMIL UNTUK BERSALIN DENGAN NAKES (KADER)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan di masyarakat masih di tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih mempercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun dianggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi. Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemerintah membuat suatu terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi, dan balita maka semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani oleh bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan, tetapi kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan transfer ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang higienis kepada dukun bayi.
Selain kemitraan dengan dukun, pengetahuan ibu akan pentingnya bersalin dengan ditolong oleh tenaga kesehatan juga perlu ditingkatkan, karena pengetahuan ibu juga akan berpengaruh terhadap . Hal ini lah yang harus diupayakan oleh tenaga kesehatan untuk mencegah risiko komplikasi jika ibu ditangani tidak sesuai dengan standar asuhan untuk ibu bersalin. Oleh sebab itu, penulis bersedia membahas tentang pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga).

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      “Apa yang dimaksud dengan kader?”
2.      “Apa saja peran dan fungsi kader?”
3.      “Bagaimana cara pembentukan kader?”
4.      “Bagaimana strategi untuk menjaga partisipasi kader?”
5.      “Bagaimana cara kader dalam memberitahu ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan?”

C.    Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara kader dalam memberitahu ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan.
2.      Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah diketahuinya :
a.       pengertian kader,
b.      peran fungsi kader,
c.       pembentukan kader,
d.      strategi menjaga partisipasi kader, dan
e.       pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga).

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Bagi Dinas Kesehatan
Makalah ini bisa dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam pelayanan kebidanan pada ibu hamil sehingga pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2.      Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan dapat dijadikan sebagai buku sumber untuk kepustakaan institusi, terutama untuk mata kuliah Askeb V dan mata kuliah yang terkait.
3.        Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan.



4.        Bagi Masyarakat
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat, sehingga masyarakat mampu memahami dan membawa ibu hamil di keluarganya untuk bersalin dengan tenaag kesehatan.




BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sedarhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja penuh atau paruh waktu dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh Puskesmas. Namun, ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.

B.     Peran Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat:
1.      Perilaku hidup bersih dan sehat.
2.      Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa.
3.      Upaya penyehatan dilingkungan.
4.      Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita.
5.      Memasyarakatan keluarga sadar gizi.
Kader di tunjukan oleh masyarakat dan biasanya melaksanakan tugas-tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya di beberapa negara yaitu :
1.      Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit yang ringan.
2.      Melaksanakan pengobatan yang sederhana.
3.      Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
4.      Menolong persalinan
5.      Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak
6.      Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi
7.      Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan
8.      Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan
9.      Melakukan penyuntikan imunisasi
10.  Pemberian motivasi kb
11.  Membagikan alat-alat kb
12.  Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan,kesehatan perorangan dan kebiasaan sehat secara umum.
13.  Pemberian motivasi tentang penyakit menular,pencegahan dan perujukan.
14.  Pemberian motivasi tentangperlunya fall up pada penyakit menular dan perlunya memastikan diagnosis.
15.  Penenganan penyakit menular.
16.  Membantu kegiatan di klinik.
17.  Merujuk penderita kepuskesmas atau ke rs
18.  Membina kegiatan uks secara teratur
19.  Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dan pelaporan.

C.    Pembentukan Kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon kader di desa yang telah ditetapkan. Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap Posyandu.
Persiapan dari pelatihan kader ini adalah :
1.      Calon kader yang akan dilatih.
2.      Waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama.
3.      Tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas.
4.      Adanya perlengkapan yang memadai.
5.      Pendanaan yang cukup.
6.      Adanya tempat praktik (lahan praktik bagi kader).
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihannya adalah tanaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran, penugasan, dan praktik lapangan. Jenis materi yang disampaikan adalah:
1.      Pengantar tentang posyandu.
2.      Persiapan posyandu.
3.      Kesehatan ibu dan anak.
4.      Keluarga berencana.
5.      Imunisasi.
6.      Gizi.
7.      Penangulangan diare.
8.      Pencatatan dan pelaporan.

D.    Strategi Menjaga Partisipasi Kader
Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu adanya strategi agar mereka dapat selalu berpartisipasi membantu masyarakat di bidang kesehatan.
1.      Refresing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan desa maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu
2.      Adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan rutin tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu
3.      Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua kader di undang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards.
4.      Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun
Para kader kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan atau pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya.
Pembinaan atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader.
Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
1.      Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan ( promosi bidan siaga)
2.      Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
3.      Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
4.      Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5.      Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas gerakan sayang ibu.

E.     Pemberitahuan Ibu Hamil Untuk Bersalin di Tenaga Kesehatan (Promosi Bidan Siaga)
 Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan wilayah itu.
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih dari pemerintah/ negara untuk membantu masyarakat.
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir (BBL).
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan didalamnya berisi tentang perran kader adalah dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai berikut :
1.      Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau dokter.
2.      Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
3.      Ibu dan suami menanyakan kebidan atau kedokter kapan perkiraan tanggal persalinan.
4.      Jika ibu bersalin dirumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih, air bersih dan sabun untuk cuci tangan, handuk kain, pakaian kain yang bersih dan kering dan pakaian ganti ibu.
5.      Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan maupun hal-hal berikut ini.
6.      Perdarahan (hamil muda dan hamil tua).
7.      Bengkak di kaki, tangan, wajah, atau sakit kepala kadang disertai kejang.
8.      Demam tinggi.
9.      Keluar air ketuban sebeleum waktunya.
10.  Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
11.  Ibu muntah terus dan tidak mau makan.
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk kerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan bayi baru lahir. Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut semakin meningkat.
Sehubungan dengan telah dimulainya program desa siaga dan di tempatkannya bidan desa, maka beberapa daerah sudah tidak membuka adanya dukun baru. Namun demikian sebagai bahan pengetahuan, dukun yang telah ada pada awalnya mereka terlebih dahulu mendapatkan pelatihan dukun bayi.
Adapun kurikulum pelatihan dukun bayi, adalah :
1.      Melaksanakan perawatan kehamilan
a.       Dukun dapat melaksanakan motivasi ibu hamil untuk :
1)      Periksa diri kebidan desa/ dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
2)      Mendapat TT pada ibu hamil.
3)      Meminum tablet zat besi.
b.      Dukun dapat menyebutkan tanda – tanda hamil muda dan tua.
c.       Dukun dapat melaksanakan anamnesis.
d.      Dukun dapat melaksanakan periksa pandang kehamilan.
e.       Dukun mampu melaksanakan periksa raba untuk menentukan usia kehamilan dan letak janin.
f.       Dukun dapat melaksanakan perawatan payudara dan melaksanakan motivasi tentang pemberian asi sedini mungkin.
g.      Dukun mampu menebutkan tanda – tanda kehamilan dengan resiko dan merujuknya ke Puskesmas
h.      Dukun mampu melaksanakan rujukan ke Puskesmas.
i.        Dukun mampu melakukan motivasi KB menuju keluarga berkualitas.
j.        Dukun dapat melaksanakan pembagian tablet zat besi pada ibu hamil.
k.      Dukun dapat memberikan nasehat tentang makanan bergizi.
2.      Mempersiapkan pertolomgan persalinan
a.       Dukun dapat menyebutkan tanda – tanda persalinan normal.
b.      Dukun dapat mempersiapkan lingkungan ibu bersih dengan benar termasuk dengan kebutuhan untuk ibu dan bayi.
c.       Dukun dapat mempersiapkan alat – alat persalinan sederhana secara bersih.
d.      Dukun mampu mencuci tangan sebatas siku dengan sempurna.
e.       Memimpin persalinan dengan tehnik sederhana.
f.       Dukun dapat membimbing ibu dalam mengejan.
g.      Dukun mampu merawat tali pusat.
h.      Dukun dapat menjelaskan tanda – tanda plasenta dan memeriksa kelengkapan plasenta.
i.        Dukun dapat menyebutkan tindakan – tindakan yang dilarang.
j.        Dukun dapat melaksanakan rujukan.
k.      Dukun mampu melaksanakan pencatatan persalinan yang baru ditolong.
l.        Dukun mampu membagi vitamin A kepada ibu sesudah persalinan.



3.      Merawat bayi baru lahir
a.       Dukun melaksanakan pembersihan mata, mulut dan hidung bayi.
b.      Dukun mampu memotong dan merawat tali pusat.
c.       Dukun mampu memandikan bayi dengan benar.
d.      Dukun mampu menyebutkan tanda – tanda kelainan pada bayi.
e.       Dukun dapat memberikan nasehat  agar ibu menyusui bayi sedini mungkin.
f.       Dukun mampu memotivasi ibu untuk memeriksakan bayinya dan mendapatkan imunisasi dasar.
4.      Merawat bayi premature
a.       Dukun mampu melaksanakan perawatan bayi prematur dengan berat badan lebih dari 2 kg dan aktif.
b.      Merawat ibu nifas dan ibu menyusui.
c.       Dukun mampu melaksanakan perawatan premium, dukun dapat merawat payudara.
d.      Dukun dapat mengenal kelainan nifas.
e.       Dukun dapat melakukan motivasi KB.
5.      Melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil / bersalin dan nifas
6.      Melaksanakan penyuluhan tentang
a.       Makanan bergizi untuk ibu hamil, bayi dan anak balita
b.      Imunisasi
c.       KB
d.      Pentingnya ASI
e.       Hygiene perorangan
7.      Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
Dukun dapat melaksanakan pencatatan dan pelaporan persalinan kematian ibu dan bayi.
8.      Dukun dapat mengirimkan laporan persalinan
9.      Dukun dapat membantu pendataan ibu hamil dan bayi
10.  Melaksanakan rujukan
11.  Dukun dapat melaksanakan rujukan penderita resiko tinggi pada ibu hamil, bersalin, bayi dan anak


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari penjelasan makalah ini adalah dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin, kader sangat berperan penting untuk mengingatkan, memberitahukan, dan membimbing ibu-ibu hamil di sekitarnya untuk bersalin dengan tenaga kesehatan.

B.     Saran
  Dalam proses pengumpulan bahan, penyusunan, dan penulisan makalah ini, tim penulis tidak terlepas dari kesalahan. Oleh karena itu, tim penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pihak pembaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar